Alasan kenapa Memilih Beternak Bebek

Pilihan Berternak Itik ( Pengalaman ) - Sejak lama   Kabupaten Brebes dikenal sebagai produsen telur asin. Di pelosok kota maupun desa pada kabupaten ini mudah kita jumpai toko atau kedai yang menjual telur asin. Tak pelak, telur asin menjadi trademark wilayah pada ujung barat Provinsi Jawa Tengah tersebut. Melimpahnya produksi telur asin pada Brebes tidak terlepas menurut banyaknya pusat peternakan itik di daerah ini.

Di Brebes tercatat 1.778 peternak itik yang beredar & bergabung di lebih menurut 10 gerombolan  tani ternak itik (KTTI). Jumlah itu jauh lebih poly dibandingkan dengan peternak unggas lain, seperti peternak ayam petelur yg 246 orang ataupun peternak ayam pedaging yang hanya 99 orang.

Beberapa sentra ternak itik di Brebes yg terkenal merupakan di Desa Limbangan Wetan, Pakijangan, dan Gandasuli. Bahkan, KTTI Maju Jaya pada Desa Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes, tahun 2004 meraih predikat sebagai KTTI terbaik taraf nasional.

Pilihan Berternak Itik ( Pengalaman )

Pilihan Berternak Itik ( Pengalaman )
TERNAK ITIK
Banyaknya jumlah peternak itik membuahkan Brebes sebagai tempat salah satu sentra peternakan itik yang ada di Jateng. Jumlah peternak Itik tersebut bahkan sudah menjadi turun menurun di keluarga dan masyarakat brebes.

Setiap tahunnya sudah lebih produksi 100 juta telur dan telur tersebut diproduksi pada peternakan-peternakan telur pada Brebes. Dan jumlah Populasi itik pada daerah ini mencapai 889.000 ekor.

Keuntungan Yang Berlipat

Banyaknya rakyat Brebes yang menggeluti profesi menjadi peternak itik tak terlepas berdasarkan laba yang mampu dihasilkan berdasarkan kegiatan ini. Setiap Peternak Telur di wilayah brebes bisa sukses dengan Pola Beternak Kelompok. Dimana Manajemen Pakan dan Penjualan Produk perternakan akan di kelela managemen.

Dengan biaya dan modal yangg tidak terlalu besar dan memberatkan maka pilihan usaha beternak itik pun semakin menjamur di wilayah brebes.  

Seorang peternak itik pemula (satu tahun) homogen-rata mampu menerima laba higienis Rp 50.000 sampai Rp 150.000 per hari. Bahkan, apabila jumlah itiknya di atas 1.000 ekor, tak tidak mungkin beliau meraup laba Rp 300.000 per hari.

Perawatan yang mudah

Tidak jelas semenjak kapan bisnis peternakan itik tumbuh di Brebes. Sejumlah peternak menyatakan, budidaya itik pada Brebes telah relatif usang. 

Awalnya dulu sangat sederhana. Itik digembalakan di persawahan & sungai oleh para petani di tengah kesibukan bercocok tanam. Sekarang Perawatan Ternak itik di brebes sudah banyak yang menggunakan metode intensif.

Sebenarnya telah cukup lama   orang Brebes beternak itik. Kalau dulu hanya sebagai sambilan, pekerjaan utama permanen bertani, celoteh Haryanto (40), peternak itik di Desa Limbangan Wetan, Kecamatan Limbangan.

Permintaan Akan Telur Asin

Seiring makin banyaknya industri rumah tangga di Brebes yang menghasilkan telur asin lebih kurang tahun 1990-an maka pasaran telur itik pada daerah ini pun terjamin akan stock barangnya.

Para peternak terpacu mempertinggi kapasitas produksinya dengan menambah jumlah & memperbaiki manajemen peternakannya.

Kegiatan beternak itik lambat laun menjadi aktivitas ekonomi utama atau primer dibandingkan dengan bertani. 

Bahkan, tak sedikit petani yangg berakibat meninggalkan usaha pertaniannya, terutama lahan bawang merah, buat dijadikan areal peternakan itik.

Baca Juga ; Cara Beternak Bebek Petelur Untuk Suplai Telur Asin

Ini seperti dilakukan sang 30 peternak itik yg tergabung dalam KTTI Sumber Pangan Desa Gandasuli, Kecamatan Brebes, yang secara bergotong-royong menciptakan sentra peternakan itik di bekas lahan pertanian bawang merah mereka  dari tahun 2000 silam.

Syahroni (58), Ketua KTTI Sumber Pangan, menuturkan, beternak itik lebih menjanjikan daripada bertani bawang maupun padi. Selain risikonya mini  , laba ekonomi yg diperoleh lebih stabil dan relatif lebih akbar.

Waktu saya menjadi petani bawang merah, jikalau harganya bagus, sekali panen memang untung sangat akbar. Tetapi, porto perawatannya jua besar . Selain itu, belakangan ini harga bawang merah jatuh dampak banyaknya bawang impor. 

Selain adanya kemudahan pasar, peternak itik pada Brebes jua diuntungkan sang banyaknya sungai kecil yg mengalir di wilayah ini, terutama pada daerah utara. Sungai-sungai memudahkan peternak menggembalakan & memberikan air minum bagi itik.

Keberadaan sungai sebenarnya nir mutlak. Namun, bila ada, itu sangat membantu. Itik yg digembalakan akan lebih mudah bertelur karena nir gampang stres dan lemaknya terbakar, papar Kepala Kantor Peternakan Kabupaten Brebes Nono Setyawan.

Keuntungan lain yang dimiliki peternak itik, kata Nono, daya tahan itik dari serangan penyakit cukup tinggi, termasuk flu burung yang kini   menghantui para peternak unggas pada Indonesia. Ini tak terlepas menurut faktor bawaan (carrier) itik yg memang memiliki kekebalan terhadap serangan virus tadi.

Kematian itik di Brebes dampak agresi virus flu burung jarang sekali, khususnya jika dibandingkan dengan jenis unggas yg lain. Dua tahun terakhir nir pernah ditemukan perkara seperti itu, ungkapnya.

Modal tak besar 

Modal beternak itik tidak terlalu besar . Kebutuhan utama merupakan membeli anak itik atau yg biasa diklaim dengan meri yang harganya Rp 750 hingga Rp 1.000 per ekor. Biasanya, pada kesempatan pertama peternak membeli 300 hingga 500 ekor meri. Sudah sebagai patokan para peternak itik pada Brebes, untuk memperoleh untung jumlah ternak yg dibudidayakan minimal 400 ekor.

Kalau 300 ekor hanya impas. Namun, jika 400 ekor, telah ada keuntungan yg diperoleh meski nir akbar, kata Karyanto, peternak itik pada Desa Limbangan Wetang, Kecamatan Brebes.

Diperlukan saat enam bulan bagi anak itik buat tumbuh menjadi dewasa dan siap bertelur. Minimal 60 persen menurut itik yg dipelihara akan bertelur setiap hari. 

Bahkan, bila ekspresi dominan sedang indah & itik nir stres, persentase bertelurnya mampu mencapai 80 %. 

Artinya, bila jumlah itik yang dipelihara 600 ekor, telur yang didapatkan setiap harinya antara 350 butir-500 buah.

Di KTTI Sandang Pangan, setiap peternak memiliki 500 ekor sampai 1.500 ekor itik. Kandang- sangkar para peternak pada KKTI itu berada pada satu kompleks yang dipisahkan menggunakan kerangkeng bambu. 

Satu kandang disekat menjadi dua bagian, yakni loka makan dan loka bertelur. Sekat itu diberi satu pintu buat pergerakan itik.

Bangunan kandang dalam biasanya terbuat berdasarkan bambu. Sebagian sangkar terdapat yang beratap genteng sederhana, sebagian lagi terdapat yg hanya berupa alang-alang atau daduk. Hal seperti itu pula terlihat di hampir seluruh sentra peternakan itik di Brebes.

Kandang sederhana nir perkara, yang krusial acapkali dibersihkan, kata Haryanto.

Haryanto memiliki 600 ekor itik pada kandangnya, menggunakan produksi 350 buah hingga 400 butir telur setiap hari. 

Dengan harga telur itik ketika ini berkisar antara Rp 700 hingga Rp 750 per butir, dalam sehari Haryanto memperoleh hasil penjualan sampai kurang lebih Rp 300.000. 

Penghasilan kotor itu dikurangi biaya  pembelian pakan & obat-obatan lebih kurang Rp 150.000. Dengan demikian, pada sehari Haryanto mendapat keuntungan bersih Rp 150.000.

Penghasilan aku  sebagai peternak itik cukup tidak mengecewakan dibandingkan menggunakan waktu aku  masih bertani. Tetapi, itu seluruh wajib  dicapai menggunakan kerja keras. Tidak duduk-duduk saja, katanya

Resiko Beternak Itik


Kalau beternak itik, risiko-risiko semacam itu tidak ada. Harga telur memang naik-turun, tetapi lebih stabil dibandingkan menggunakan harga bawang. Risikonya paling-paling harga pakan yg mahal, celoteh Syahroni.

No comments

Powered by Blogger.